Untuk para pendidik sangat penting mengetahui berbagai jenis model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas mengajarnya dikelas. Berikut jenis-jenis model pembelajaran yang bisa dijadikan referensi mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar.
1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Model pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dengan menghubungkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kontekstual dimulai dengan sajian atau tanya jawab.
Dengan tanya jawab lisan yang ramah, terbuka, negosiasi terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan.
Mendorong siswa agar dapat menghubungkan antara pengetahuan yang diperolehnya dalam pembelajaran dengan kehidupan mereka sehari-hari merupakan tujuan model pembelajaran kontekstual.
Jadi, keterampilan dan pengetahuan siswa dalam model ini diperoleh dari usaha siswa itu sendiri dalam mengkonstruksi pengetahuan baru merekan ketika belajar dikelas.
Indikator pembelajaran kontekstual ada tujuh. Tujuh indikator ini bisa membedakan model pembelajaran kontekstual. dengan model lainnya. Tujuh Indikatornya yaitu:
Modeling
Modeling terkait bagaimana pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi tujuan, pengarahan petunjuk, rambu-rambu, serta contoh yang disajikan.
Questioning
Questioning mengenai bagaimana mengeksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, serta generalisasi.
Learning Community
Learning Community yaitu terkait bagaimana seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan.
Inquiry
Inquiry artinya menemukan. Inquiri dalam pembelajaran kontekstual terkait proses identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, dan menemukan.
Constructivism
Seperti arti katanya, Constructivism yaitu tentang cara membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, dan analisis-sintesis dalam pembelajaran kontekstual.
Reflection
Reflection dalam model pembelajaran kontekstual berupa kegiatan reviu, rangkuman, serta tindak lanjut.
Authentic Assessment
Penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran disebut Authentic Assessment, yaitu penilaian dengan berbagai cara terhadap setiap aktivitas dan usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek.
2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga mereka terdorong untuk saling membantu dalam mempelajarai materi pelajaran.
Manusia sebagai makhluk sosial adalah tidak bisa hidup sendiri serta memerlukan orang lain, sehingga pembelajaran koperatif menyesuaikan fitrah ini. Dalam model pembelajaran ini siswa mempunyai tujuan, tanggung jawab, dan pembagian tugas bersama.
Belajar berkelompok koperatif, siswa dibiasakan untuk saling membantu, berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Siswa berlatih beinteraksi, komunikasi, sosialisasi hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kompak dan partisipatif, maka tiap anggota kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang, siswa heterogen secara kemampuan, gender dan karekter, serta meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Berdasarkan hal tersebut maka Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan, strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
Beberapa jenis model pembelajaran koperatif adalah sebagai berikut:
Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)
Sintaks model pembelajaran Student Teams Achievement Division yaitu pengarahan, buat kelompok heterogen antara 4 sampai 5 orang, diskusikan bahan belajar, lembar kerja siswa (LKS) atau modul secara kolabratif.
Kemudian sajian presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.
Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together)
Salah satu tipe dari pembelajaran koperatif lainnya adalah model pembelajaran Numbered Head Together. Sintaks model pembelajaran NHT adalah pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu.
Lalu berikan persoalan materi bahan ajar untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama.
Siswa bekerja dengan kelompoknya, presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing. Dari kegiatan itu akan terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan jangan lupa beri reward.
Model Pembelajaran TPS (Think Pairs Share)
Model Pembelajaran Think Pairs Share merupakan model pembelajaran tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa.
Setelah itu siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran jigsaw termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok.
Tiap anggota kelompok bertugas membahas salah satu bagian dari materi, tiap kelompok bahan belajar sama. Bentuk kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan terbentuk diskusi.
Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal, pelaksanaan tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan, evaluasi, dan terakhir lakukan refleksi.
3. Model Pembelajaran Langsung (Direct Learning)
Model Pembelajaran Langsung merupakan model pembelajaran yang efektif untuk menyampaikan pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar.
Sintak model pembelajaran langsung adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
4. Model Pembelajaran Kuantum
Model pembelajran kuantum merupakan model pembelajaran yang dirancang dari berbagai teori kognitif yang menggunakan cara dan alat yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar siswa sehingga mereka dapat belajara dengan mudah.
5. Model Pembelajaran Realistik (Realistic Mathematics Education)
Model pembelajaran yang mempunyai pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep aturan melalui process of mathematization disebut model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME).
Yang merupakan Process of mathematization adalah matematika horizontal yaitu meliputi tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik.
Selain horizontal, process of mathematization juga vertikal meliputi reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan matematika.
Model pembelajaran realistik mempunyai prinsip aktivitas (doing) konstruksivis, realitas yaitu kebermaknaan proses aplikasi, pemahaman yaitu menemukan informal dalam konteks melalui refleksi, informal ke formal.
Inter-twinment (keterkaitan intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan) juga menajdi prinsip dalam model pembelajaran realistik ini.
6. Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based Learning)
Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajarn yang meyajikan masalah kontekstual. Model ini tidak banyak fokus pada apa yang sedang dikerjakan siswa tetapi pada apa yang siswa pikirkan selama mengerjakannya.
Model pembelajaran problem based learning merupakan model pembelajaran yang melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa.
Pada model pembelajaran problem based learning Guru hanya berperan sebagai fasilitator. Guru hanya membimbing siswa agar dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.
Kondisi yang tetap harus tercipta dalam model pembelajaran ini adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
Model pembelajaran berbasis masalah merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Model pembelajaran ini mempunyai indikator yaitu metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.
7. Model Pembelajaran Problem Solving
Problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Dalam model pembelajaran problem solving masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang belum dikenal cara penyelesaiannya.
Model pembelajaran problem solving mempunyai sintak: sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi aturan yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi, menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.
8. Model Pembelajaran Problem Posing
Model pembelajaran problem posing merupakan kegiatan pemecahan masalah melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami.
Pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan hitungan, cari alternative, kemudian menyusun soal dan pertanyaan adalah sintak model pembelajaran problem solving.
9. Model Pembelajaran Problem Terbuka (Open Ended)
Model pembelajaran dengan problem terbuka adalah pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam atau multi jawab.
Melatih dan menumbuhkan keaslian ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, berbagi, keterbukaan, dan sosialisasi merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam model pembelajaran problem terbuka.
Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut untuk mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban yang beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut.
Kesimpulannya, model pembelajaran ini lebih mementingkan proses dari pada produk (hasil). Karena proseslah yang akan membentuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir siswa.
Sajian masalah dalam model pembelajaran ini haruslah kontekstual kaya makna secara matematik dengan menggunakan gambar, diagram, dan table.
Pengembangan permasalahan model pembelajaran problem terbuka sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimbingan, kemudian sedikit demi sedikit siswa dilepas mandiri.
Sintaknya model pembelajaran ini adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat respon siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
10. Model Pembelajaran Probing Prompting
Model pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa disebut dengan model pembelajaran probing prompting.
Dengan model ini siswa mendapatkan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Setelah itu siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
Dengan model pembelajaran ini, proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab.
Untuk mengurangi ketegangan, guru hendaknya memberi pertanyaan disertai dengan wajah ramah, nada lembut, senyum, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi.
11. Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)
Model pembelajaran Teams Games Tournament merupakan model yang mempunyai cara penerapan mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk diskusi.
Dinamika kelompok dalam model ini harus kohesif dan kompak, serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok. Guru harus bersikap terbuka, ramah, santun sehingga suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games).
Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.
Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan. Sintaknya adalah sebagai berikut:
Bentuk kelompok siswa heterogen yang terdiri dari 4 orang, kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan pada semua kelompok.
Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara.
Siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok mengisi meja I dan seterusnya sampai siswa yang levelnya paling rendah menempati meja ke-X. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu berdasarkan hasil kesepakatan kelompok.
kemudian pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu, misalnya 3 menit.
Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Beri sebutan (gelar) superior, very good, good, medium kepada siswa pada tiap meja turnamen sesuai dengan skor yang diperolehnya.
Bumping, pada turnamen kedua dst dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
Terkahir, hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, setelah selesai berikan penghargaan kelompok dan individual.
12. Model Pembalajaran TTW (Think Talk Write)
Pembelajaran Think Talk Write merupakan model pembelajaran yang dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi.
Setelah di presentasikan kemudian buat laporan hasil presentasi. Sintak dalam model pembelajaran ini adalah informasi, kelompok (membaca, mencatatat, menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.
13. Model Pembalajaran TS-TS (Two Stay – Two Stray)
Model pembalajaran Two Stay – Two Stray adalah model pembelajaran dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintak dalam pembelajaran ini adalah kerja kelompok.
Kerja kelompok dimulai dengan dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang tamu dari kelompok lain. Mereke kerja kelompok lalu kembali ke kelompok asal dan membuat laporan kelompok.
14. Model Pembalajaran Debate
Model pembalajaran debate memiliki sisntaks: siswa dibagi menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok.
Perwakilan salah satu kelompok menyajikan presentasi hasil bacaan, kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya secara bergantian, begitu seterusnya. Guru membimbing membuat kesimpulan.
15. Model Pembalajaran Role Playing
Sintak dari model pembalajaran role playing adalah guru menyiapkan skenario pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi.
Kemudian siswa ditunjuk untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya. Kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon dan mempresentasikan hasil kelompok. Lalu bimbingan kesimpulan dan refleksi.
16. Model Pembalajaran Talking Stick
Sintak model pembalajaran talking stick yaitu guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa membaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa.
Siswa yang diberi tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepada siswa lain dan guru memberikan pertanyaan lagi dan seterusnya. Lalu guru membimbing kesimpulan, refleksi, dan evaluasi.
17. Model Pembalajaran Snowball Throwing
Model pembalajaran snowball throwing sintaknya: informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok, kemudian bekerja kelompok.
Setiap kelompok menuliskan pertanyaan dan pertanyaan itu diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergiliran, serta melakukan penyimpulan, melakukan refleksi dan melakukan evaluasi.
18. Model Pembalajaran Demostration
Model pembalajaran demostration ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen.
Sintaksnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
19. Model Pembalajaran Make A Match
Yang harus dipersiapkan oleh guru pada model pembelajaran make a match adalah kartu yang berisi persoalan atau permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya. Lalu setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya.
Setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk babak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
20. Model Pembalajaran Mind Mapping
Model pembalajaran mind mapping sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Mind mapping dapat disajikan dengan membuat peta konsep dari materi yang akan diajarkan.
Sintak model pembalajaran mind mapping: informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatif jawaban. Lalu hasil diskusi kelompok dipresentasikan, siswa membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi danserta melakukan refleksi.
21. Model Pembalajaran Examples Non Examples
Yang harus dipersiapkan dalam model pembalajaran Examples Non Examples adalah persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambar ditempel atau pakai OHP.
Dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, kemudian melakukan diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
22. Model Pembalajaran Picture and Picture
Model Pembalajaran Picture and Picture harus memperhatikan sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi, siswa mengurutkan gambar sehingga sistematik.
Setelah itu guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan lakukan merefleksi.
23. Model Pembalajaran Take and Give
Sesuai dengan arti katanya Take and Give merupakan model pembelajaran menerima dan memberi. Model pembelajaran ini dengan sintaks: siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa, bahan belajar dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi.
Setiap siswa diperintahkan untuk berdiri mencari teman dan saling memberi informasi tentang materi atau pendalaman perluasannya kepada siswa lain pada tahap pemantapan. Kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara bergantian.
24. Model Pembalajaran Kumon
Model pembalajaran Kumon mungkin sudah tidak asing lagi kita kenal. Pembelajaran dengan model ini mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman-menyenangkan.
Sintaksnya model pembelajaran ini adalah: menyajikan konsep, latihan, setiap siswa selesai tugas langsung diperiksa dan dinilai. jika latihan siswa salah, langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salah guru harus membimbing.
25. Model Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu adalah model pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan untuk mendorong siswa aktif menggali, mencari, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik baik individual maupun kelompok.