MODUL RKAS
APA YANG DIMAKSUD DENGAN
RKAS?
Sekolah sebagai organisasi penyedia layanan pendidikan
kepada masyarakat senantiasa dihadapkan dengan tantangan dalam mencapai tujuan atau
cita-citanya. Pengelolaan sekolah dilakukan dengan menggunakan kerangka pikir manajemen,
yang tergambar dari rangkaian kegiatan yang terdiri atas merencanakan,
mengorganisasikan, menempatkan staf, memberikan arahan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan dan
staf. Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan memegang peranan mendasar karena
membantu pengelola organisasi memperkirakan hambatan/tantangan pencapaian
tujuan dan menentukan tindakan sebagai upaya mengatasi hambatan tersebut. Kast dan
Rosenzweig (2007) mendefinisikan rencana sebagai metode terinci yang dirumuskan sebelumnya
untuk melaksanakan atau membuat sesuatu, sementara Terry dan Rue (2005) memaknai
perencanaan sebagai proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dikejar untuk
jangka waktu yang akan datang, dan apa saja yang akan dilakukan agar tujuan
tersebut tercapai. Bila pengertian ini ditempatkan pada rencana sekolah, maka
dapat dimaknai sebagai rincian tujuan yang akan dicapai beserta kegiatan yang
akan dilaksanakan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan
Nasional di tahun 2006 menerbitkan Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan
Sekolah (RPS). RPS terdiri atas rencana strategis (Renstra) dan rencana operasional
(Renop). Sesuai dengan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 53
ayat 1, disebutkan bahwa “setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja
tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang
meliputi masa 4 (empat) tahun”.
Rencana kerja tahunan dikategorikan sebagai rencana
operasional, sedangkan rencana kerja jangka menengah berkategori rencana strategis. Sebagai materi yang bersinambung dengan rangkaian materi
yang dipaparkan pada topik sebelumnya, fokus modul ini terletak pada rencana kerja
tahunan yang dikenal sebagai Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Tentu saja RKAS
tidak boleh menyimpang dari RPS atau rencana strategis, karena keberadaan RKAS berfungsi
mencapai tujuan-tujuan yang sebelumnya terangkum dalam tujuan besar RPS. RKAS merupakan rencana
biaya dan pendanaan program/kegiatan secara rinci untuk satu tahun anggaran.
RKAS adalah dokumen anggaran sekolah resmi yang disetujui kepala sekolah serta
disahkan Dinas Pendidikan setempat (bagi sekolah negeri), atau penyelenggara pendidikan/yayasan
(bagi sekolah swasta).
Masa RKAS hanya berlaku untuk satu tahun ajaran yang akan
datang, terdiri atas pendapatan dan belanja (pengeluaran). Pendanaan yang
dicantumkan dalam RKAS hanya mencakup pengeluaran dalam bentuk uang yang akan diterima
dan dikelola sekolah. Guna lebih memahami posisi RKAS dan keterkaitannya dengan RKS dapat
dilihat pada diagram berikut ini.
MENGAPA HARUS MENYUSUN RKAS?
Pendidikan sebagai layanan yang diberikan sekolah bukanlah
suatu hal yang sederhana. Pendidikan selalu diwarnai tuntutan-tuntutan yang bersifat
dinamis dan penuh tantangan. Wajar saja, karena pendidikan yang khususnya diselenggarakan
sekolah berkaitan dengan investasi dan kondisi kehidupan seseorang di masa depan (Fatah, 2004).
Dengan demikian sekolah pun memiliki kompleksitas dan dinamika tersendiri. Hal
tersebut berimplikasi perlunya pengelolaan (manajemen) sekolah yang dapat diartikan sebagai cara mengoptimalisasi,
mengelola dan Analisis Lingkungan Strategis Kesenjangan Situasi pendidikan Situasi pendidikan yang diharapkan
Rencana Strategis
(4 tahunan)
Rencana Operasional
(1 tahunan)
Pelaksanaan
Monitoring dan evaluasi
Diagram 1. Penyusunan dan Pelaksanaan
Perencanaan Sekolah
Mengendalikan berbagai sumber daya. Keberhasilan manajemen
sekolah salah satunya bergantung kepada keberhasilan perencanaan. PP No 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan (pasal 50 dan 51) secara eksplisit menyatakan kewajiban satuan
pendidikan merumuskan dan menetapkan kebijakan pendidikan sesuai dengan kewenangannya. Salah
satu kebijakan pendidikan yang dirumuskan satuan pendidikan adalah rencana kerja tahunan
satuan pendidikan, anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan. Secara
tersurat pemerintah menaruh
harapan agar satuan pendidikan dapat menunjang sistem
pendidikan nasional yang efektif, efisien, dan akuntabel.
Harapan pemerintah tersebut cukup
mendasar, karena dengan adanya rencana kegiatan sekolah lebih mudah dalam memonitoring
dan mengevaluasi pengembangan sekolah. Bagaimana keuntungan yang didapat oleh pihak
sekolah sendiri? Rencana kegiatan sekolah berperan sebagai pedoman kerja atau kerangka acuan
dalam mengembangan sekolah, selain juga menjadi rujukan identifikasi dalam pengajuan
sumberdaya pendidikan yang diperlukan untuk pengembangan sekolah.
Lebih jauh lagi, penyusunan rencana kegiatan sekolah
(berikut anggarannya) akan memudahkan sekolah untuk mengetahui secara rinci tentang
tindakan apa saja yang harus dilakukan supaya tujuan dan kewajiban sekolah tercapai.
Dari sisi partisipasi, rencana kegiatan dan anggaran sekolah memberikan dukungan terhadap
diperhitungkannya harapan-harapan para pemangku kepentingan sekolah baik eksternal maupun
internal, tanpa mengabaikan kondisi nyata sekolah.
BAGAIMANA CARA MENYUSUN RKAS?
Setelah memahami pentingnya menyusun RKAS, pertanyaan
berikutnya yang boleh jadi muncul adalah bagaimana cara menyusunnya. Namun sebelum
lebih jauh ke langkah operasional penyusunan RKAS, perlu diingatkan kembali
bahwa RKAS adalah bagian dari RPS.
Bagian lainnya RPS (Rencana Pengembangan Sekolah/rencana
jangka panjang) adalah RKS (Rencana Kegiatan Sekolah/rencana jangka menengah), yakni
rencana pengembangan sekolah yang menggambarkan program-program sekolah dalam kurun
waktu empat tahun.
Cakupan program-program tersebut lebih bersifat umum atau garis
besar, dan mengacu kepada standar nasional pendidikan. Adapun RKAS adalah penjabaran operasional
dari RKS, artinya isi program RKAS lebih detil dan lebih berjangka waktu pendek (satu
tahun). Bila RKS dibuat pada awal tahu untuk empat tahun ke depan, maka RKAS dibuat pada setiap
awal tahun pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Mengenai sumber dana, umumnya dapat diprediksi sebelumnya
karena penyusunan RKAS pada prakteknya lebih menggunakan alokasi historis.
Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan penggalian dana yang berasal dari hibah.
Ketentuan dalam Penyusunan
RKAS
Beberapa ketentuan perlu diperhatikan dalam penyusunan
RKAS. Ketentuan yang paling mendasar isinya tidak boleh menyimpang dari RKS. Ketentuan
lainnya dalam penyusunan RKAS yaitu:
1. Menggunakan
strategi analisis SWOT
2. Analisis
SWOT dilakukan setiap tahun
3. RKAS merupakan
penjabaran dari RKS
4. Program
yang direncanakan bersifat lebih operasional
5. Ada
benang merah antara tujuan empat tahunan dan sasaran (tujuan situasional) satu tahunan
6. Rencana
dan program sekolah harus memperhatikan hasil
analisis SWOT.
Langkah Penyusunan RKAS
Secara skematis, langkah penyusunan RKAS dapat dilihat
pada diagram 2 yang terletak pada halaman berikut. Berdasarkan skema tersebut, alur/bagian-bagian dar RKAS
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan
analisis lingkungan operasional sekolah
2. Melakukan
analisis pendidikan sekolah saat ini
3. Melakukan
analisis pendidikan sekolah satu tahun ke depan (yang diharapkan)
4. Menentukan
kesenjangan antara situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan satu tahun kedepan
5. Merumuskan
tujuan sekolah selama satu tahun ke depan (disebut juga dengan sasaran atau tujuan situasional satu tahun)
6. Mengidentifikasi
fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat kesiapannya
7. Melakukan
analisis SWOT
8. Merumuskan
dan mengidentifikasi Alternatif Langkah-langkah Pemecahan Persoalan
9. Menyusun
Rencana Program
10. Menentukan
tonggak-tonggak kunci keberhasilan/output apa dan kapan dicapai (milestone)
Diagram 2. Langkah-Langkah Penyusunan RKAS sebagai Bagian
dari RPS
11. Menyusun
rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)
12. Menyusun
rencana pelaksanaan program
13. Menyusun
rencana pemantauan dan evaluasi
14. Membuat
jadwal pelaksanaan program
15. Menentukan
penanggungjawab program/kegiatan
Penjelasan atas bagian-bagian tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan analisis lingkungan
operasional sekolah
Bagian ini pada prinsipnya sama dengan analisis lingkungan
strategis pada Renstra atau RKS. Perbedaannya adalah untuk analisis ini lebih menitik
beratkan kepada lingkungan sekolah saja yang cakupannya lebih sempit dan berpengaruh langsung
kepada operasional sekolah. Proses-proses ini termasuk menganalisis kebutuhan
masyarakat/daerah setempat, potensi daerah, potensi sekolah, potensi masyarakat sekitar,
potensi geografis sekitar sekolah, potensi ekonomi masyarakat sekitar sekolah, dan potensi
lainnya. Termasuk di dalamnya juga tentang regulasi atau kebijakan daerah dan peta
perpolitikan daerah setempat. Hasil kajian ini (baik yang bersifat kuantitas maupun kualitas) dapat
dipergunakan untuk membantu melakukan analisis pendidikan yang ada di sekolah saat
sekarang dan perencanaan satu tahun ke depan.
Contoh:
1. Analisis
Lingkungan Operasional Sekolah
SMP X merupakan salah satu SMP unggulan di Kabupaten X.
Beberapa tahun
belakangan ini minat masyarakat untuk bersekolah di SMP
semakin meningkat
seiring dengan berbagai kemajuan yang diperoleh dalam
kurun waktu lima tahun
ke belakang. Bersamaan dengan itu, kebijakan pemerintah
daerah X kini semakin
mengarah pada pencapaian standar pelayanan minimal. Nampak
dari apa yang
telah berlangsung selama ini, pengelolaan SMP X telah
memenuhi standar
pelayanan minimal, sehingga yang perlu dilakukan ke
depan adalah meningkatkan
kinerja baik dari sisi manajerial maupun akademik.
SMP X yang terletak di kecamatan X Kabupaten X ini berada
di tengah-tengah
masyarakat agraris. Namun demikian, kini banyak juga
anggota masyarakat dan
orangtua siswa yang menekuni industri kreatif berupa tas
dari bahan yang unik,
antara lain eceng gondok. Potensi ekonomi sekitar ini
sangat mewarnai kemajuan
SMP X selama ini, karena telah banyak menjadi tinjauan
atau model pelaksanaan
muatan lokal berupa kerajinan tas….. dst.
LEMBAR KERJA 1
1. ANALISIS LINGKUNGAN OPERASIONAL SEKOLAH
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
2. Melakukan analisis pendidikan
sekolah saat ini
Adalah suatu analisis atau kajian yang dilakukan oleh
sekolah untuk mengetahui semua unsur
internal sekolah yang akan dan telah mempengaruhi
penyelenggaraan pendidikan dan hasilhasilnya.
Analisis ini lebih menitikberatkan kepada analisis situasi
pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Aspek atau unsur-unsur sekolah yang secara internal dapat
dikaji antara lain
mengenai kondisi saat ini tentang: PBM, guru, kepala
sekolah, tenaga TU, laboran, tenaga
perpustakaan, fasilitas atau sarpras, media pengajaran,
buku, peserta didik, kurikulum,
manajemen sekolah, pembiayaan dan sumber dana sekolah,
kelulusan, sistem
penilaian/evaluasi, peran komite sekolah, dan sebaginya.
Hasil kajian ini dapat dirumuskan
dalam ”school profile” sekolahnya yang dapat
dipergunakan untuk menentukan ”status” atau
potret sekolah saat ini. Hasil ini selanjutnya akan
dibandingkan dengan kondisi ideal yang
diharapkan di masa satu tahun mendatang, sehingga dapat
diketahui sejauh mana
kesenjangan yang terjadi.
Erat kaitannya dengan upaya pemerintah melakukan
standarisasi pendidikan, maka
alangkah lebih bijaksananya bila dalam menganalisis
kondisi sekolah turut memperhatikan
pola atau arah kebijakan pemerintah yang sedang berlaku.
Sebagai contoh membandingkan
kondisi sekolah saat ini dengan standar-standar yang
ditetapkan pemerintah. Pencapaian
standar pendidikan sebagaimana pemerintah telah tetapkan
bisa menjadi prioritas dalam
mengkaji kondisi sekolah sehingga bisa ditemukan nantinya
bila terdapat kesenjangan dengan
standar yang diatur pemerintah. Contoh peraturan
pemerintah yang dapat dirujuk sekolah
dalam menganalisis kondisi sekolah adalah sebagai berikut:
a. PP No.
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
b. Kepmendiknas
RI no 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan
(Sementara SMA/K/MA mengacu ke peraturan ini)
c. Peraturan
Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota.
Contoh:
2. Analisis Pendidikan Sekolah Saat ini
Dengan merujuk pada standar nasional pendidikan, kondisi
sekolah saat ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Standar Isi: Kurikulum
Kurikulum 75% memenuhi standar nasional pendidikan
(perangkat pembelajaran belum
disusun untuk kelas 7-9 semua mapel). Dst....
Pengembangan Proses Pembelajaran:
Proses pembelajaran
belum memenuhi standar nasional pendidikan, yaitu baru 50% guru
menerapkan CTL. Dst....
Standar Kelulusan:
Prestasi akademik lulusan belum memenuhi standar nasional
pendidikan (rata-rata SKBM 50%
dan rata-rata NUAN 5,00).
Prestasi non akademik sekolah masih rendah (rata-rata
mencapai kejuaraan tingkat
kabupaten/kota). Dst....
Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
Pendidik dan tenaga kependidikan terdapat 90% memenuhi
standar nasional pendidikan
Dan sebagainya. Dst....
Pengembangan Prasarana dan Sarana:
Prasarana, sarana, media pembelajaran, bahan ajar, sumber
belajar terdapat rata-rata 75%
memenuhi standar nasional pendidikan. Dst...
Pengembangan Pengelolaan:
70% Fungsi-fungsi pengelolaan sekolah memenuhi standar
nasional pendidikan. Dst....
Pengembangan Pembiayaan:
Pembiayaan masih rendah (di bawah 70.000 rupiah per bulan
per anak atau sekitar 40-%). Dst
...
Pengembangan Penilaian:
Guru dan sekolah 80% melaksanakan sistem penilaian sesuai
dengan tuntutan kurikulum atau
standar nasional pendidikan (rata-rata masih di bawah
standar nasional, baik tingkat kesulitasn
maupun model-model yang digunakan). Dst....
LEMBAR KERJA 2
2. ANALISIS PENDIDIKAN
SEKOLAH SAAT INI
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Melakukan analisis pendidikan
sekolah satu tahun ke depan (yang diharapkan)
Pada dasarnya analisis ini sama dengan yang dilakukan
untuk analisis sebelumnya di RPS,
bedanya di sini untuk jangka waktu satu tahun. Sekolah
melakukan suatu kajian atau
penelaahan tentang cita-cita potret sekolah yang ideal di
masa datang (khususnya dalam satu
tahun mendatang). Dalam analisis ini melibatkan semua stakeholder sekolah, khususnya
mereka yang memiliki cara pandang yang visioner, sehingga
dapat menentukan kondisi
sekolah yang benar-benar ideal tetapi terukur, feasible,
dan rasional.
Contoh:
3. analisis pendidikan sekolah satu tahun ke depan
Berdasarkan skala prioritas, maka berikut ini harapan yang
ingin diperoleh
dalam satu tahun ke depan.
Standar Isi:
Kurikulum 100%
memenuhi standar nasional pendidikan (perangkat pembelajaran sudah
disusun untuk kelas 7-9 semua mapel)
Dan sebagainya
Pengembangan Proses Pembelajaran:
Proses pembelajaran
sudah memenuhi standar nasional pendidikan, yaitu 100% guru
melaksanakan CTL
Standar Kelulusan:
Prestasi akademik lulusan sudah memenuhi standar nasional
pendidikan.
Prestasi non akademik sekolah tinggi (rata-rata minimal
mencapai kejuaraan tingkat
nasional).
Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
Pendidik dan tenaga kependidikan terdapat 100% sudah
memenuhi standar nasional
pendidikan.
Pengembangan Prasarana dan sarana:
Prasarana, sarana, media pembelajaran, bahan ajar, sumber
belajar 100% memenuhi
standar nasional pendidikan.
Pengembangan Pengelolaan:
100% Fungsi-fungsi pengelolaan sekolah memenuhi standar
nasional pendidikan.
Pengembangan Pembiayaan:
Pembiayaan memenuhi standar nasional (di atas 150.000
rupiah per bulan per anak).
Pengembangan Penilaian:
Guru dan sekolah 100% melaksanakan sistem penilaian sesuai
dengan tuntutan kurikulum
tingkat satuan pendidikan atau standar nasional
pendidikan
LEMBAR KERJA 3
3. ANALISIS PENDIDIKAN SEKOLAH SATU TAHUN KE DEPAN
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
4. Menentukan kesenjangan antara situasi sekolah
saat ini dan yang diharapkan satu tahun
kedepan
Dalam menentukan kesenjangan ini pada dasarnya sama ketika
menyusun RPS. Berdasarkan
pada hasil analisis sekolah saat ini dan analisis kondisi
sekolah yang ideal satu tahun
mendatang, maka selanjutnya sekolah dapat menentukan
kesenjangan yang terjadi antara
keduanya. Kesenjangan itulah merupakan sasaran yang harus
dicapai atau diatasi dalam
waktu satu tahun, sehingga apa yang diharapkan sekolah
secara ideal dapat dicapai. Dengan
kata lain, kesenjangan tersebut merupakan selisih antara
kondisi nyata sekarang dengan
kondisi idealnya satu tahun ke depan. Untuk memudahkan
dalam mengidentifikasi dan
mengulas kesenjangan, dapat dikelompokkan menjadi
bagian-bagian kelompok aspek.
Contoh sebagaimana terdapat pada tabel 1 di halaman
berikut:
No. Kondisi saat ini
Kondisi yang diharapkan (satu
tahun ke
depan)
Besarnya
Tantangan
Nyata
1 Standar Isi: Kurikulum
Standar Isi:
Kurikulum 75%
memenuhi standar
nasional pendidikan (perangkat
pembelajaran belum disusun untuk kelas
7-9 semua mapel)
Kurikulum 100%
memenuhi standar
nasional pendidikan (perangkat
pembelajaran sudah disusun untuk kelas 79
semua
mapel)
25%
Dan sebagainya Dan sebagainya
2. Pengembangan Proses Pembelajaran: Pengembangan Proses Pembelajaran:
Proses
pembelajaran belum memenuhi
standar nasional pendidikan, yaitu baru
50% guru melaksanakan CTL
Proses pembelajaran
sudah memenuhi
standar nasional pendidikan, yaitu 100%
guru melaksanakan CTL
50%
Dan sebagainya Dan sebagainya
3. Standar Kelulusan: Standar
Kelulusan:
Prestasi akademik lulusan belum
memenuhi standar nasional pendidikan
(rata-rata SKBM 50% dan rata-rata NUAN
5,00)
Prestasi akademik lulusan sudah
memenuhi standar nasional pendidikan
(SKBM 100% dan NUAN 8,00)
14
SKBM: 50%
GSA NUAN:
3,00
Prestasi non akademik sekolah masih
rendah (rata-rata mencapai kejuaraan
tingkat kabupaten/kota)
Prestasi non akademik sekolah tinggi (ratarata
minimal mencapai kejuaraan tingkat
nasional)
2 tingkat
Dan sebagainya Dan sebagainya
5. Pengembangan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan:
Pengembangan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan:
Pendidik dan tenaga
kependidikan
terdapat 90% memenuhi standar
nasional pendidikan
Pendidik dan tenaga kependidikan
terdapat 100% sudah memenuhi standar
nasional pendidikan
10%
Dan sebagainya Dan sebagainya
5. Pengembangan Prasarana dan Sarana: Pengembangan Prasarana dan sarana:
Prasarana, sarana,
media pembelajaran,
bahan ajar, sumber belajar terdapat ratarata
75% memenuhi standar nasional
pendidikan
e. Prasarana, sarana, media pembelajaran,
bahan ajar, sumber belajar 100%
memenuhi standar nasional pendidikan
25%
Dan sebagainya Dan sebagainya
6. Pengembangan Pengelolaan: Pengembangan Pengelolaan:
70% Fungsi-fungsi
pengelolaan sekolah
memenuhi standar nasional pendidikan
100% Fungsi-fungsi pengelolaan sekolah
memenuhi standar nasional pendidikan
25%
Dan sebagainya Dan sebagainya
7. Pengembangan Pembiayaan: Pengembangan Pembiayaan:
Pembiayaan masih
rendah (di bawah
70.000 rupiah per bulan per anak atau
sekitar 40-%)
Pembiayaan memenuhi standar nasional
(di atas 150.000 rupiah per bulan per anak)
60%
Dan sebagainya Dan sebagainya
8. Pengembangan Penilaian: Pengembangan Penilaian:
Guru dan sekolah
80% melaksanakan
sistem penilaian sesuai dengan tuntutan
kurikulum atau standar nasional
pendidikan (rata-rata masih di bawah
standar nasional, baik tingkat kesulitasn
maupun model-model yang digunakan)
Guru dan sekolah 100% melaksanakan
sistem penilaian sesuai dengan tuntutan
kurikulum atau standar nasional
pendidikan
20%
Dan sebagainya Dan sebagainya
Tabel 1. Contoh Analisis
identifikasi tantangan nyata dengan dasar pada aspek-aspek
Pengembangan Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
Catatan:
Yang
dikembangkan dalam contoh ini HANYA terbatas pada program sekolah aspek-aspek
tertentu
saja,
sekolah dapat mengembangkan lagi sesuai dengan kondisi dan tuntutan sekolah
masingmasing.
LEMBAR KERJA 4
4. KESENJANGAN ANTARA SITUASI SEKOLAH
SAAT INI DAN YANG DIHARAPKAN SATU TAHUN
KEDEPAN
No. Kondisi saat ini
Kondisi yang diharapkan (satu
tahun ke
depan)
Besarnya
Tantangan
Nyata
5. Merumuskan tujuan sekolah
selama satu tahun ke depan (disebut juga dengan sasaran atau
tujuan situasional satu
tahun)
Sekolah menentukan atau merumuskan sasaran atau tujuan
jangka pendek satu tahunan.
Rumusan tujuan satu tahunan ini merupakan penjabaran lebih
rinci, operasional, dan terukur
dari tujuan empat tahunan dalam RKS. Oleh karena itu,
tujuan di sini tidak boleh berbeda
atau menyimpang dari tujuan empat tahunan. Dalam
perumusannya harus mengandung
aspek SMART (spesific,
measurable, achievable, realistic, dan time bound). Secara substansi
tujuan tersebut lebih menitikberatkan kepada tujuan pencapaian
standar nasional dalam
berbagai aspek pendidikan.
Tujuan satu tahun merupakan penjabaran dari tujuan sekolah
yang telah dirumuskan
berdasarkan pada kesenjangan/selisih yang terjadi antara
kondisi sekolah saat ini dengan
tujuan sekolah untuk satu tahun ke depan. Berdasarkan pada
tantangan nyata tersebut,
selanjutnya dirumuskan sasaran mutu yang akan dicapai oleh
sekolah. Sasaran harus
menggambarkan mutu dan kuantitas berstandar nasional yang
ingin dicapai dan terukur agar
mudah melakukan evaluasi keberhasilannya.
Contoh:
Visi sekolah empat tahun mendatang:
Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif and
proaktif
Misi sekolah untuk mencapai visi tersebut:
a. Mewujudkan
pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas, terampil, beriman, bertaqwa,
dan memiliki keunggulan kompetitif
b. Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap, mutakhir,
dan berwawasan kedepan
c. Mewujudkan
sistem penilaian yang otentik
d. Mewujudkan penyelenggaraan pembelajaran aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan.
Maka untuk mencapai visi dan misi tersebut dapat disusun
tujuan situasional selama satu
tahun kedepan:
a. Menghasilkan pemetaan standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan aspek
untuk kelas 7-9 semua mata
pelajaran pada tahun 2012.
b. Menghasilkan RPP untuk kelas
7-9 semua mata pelajaran pada tahun 2012.
c. Pencapaian
standar proses pembelajaran
meliputi: tercapai/telah dibuat/ditetapkan
melaksanakan pembelajaran dengan strategi/metode: CTL,
pendekatan belajar tuntas,
dan pendekatan pembelajaran individual.
d. Meraih
ketuntatan/kelulusan sesuai dengan standar pencapaian ketuntasan
kompetensi/prestasi/kelulusan.
LEMBAR KERJA 5
5. TUJUAN
SEKOLAH SELAMA SATU TAHUN KE DEPAN
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
6. Mengidentifikasi
Fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat kesiapannya
Setelah sasaran atau tujuan tahunan ditentukan,
selanjutnya dilakukan identifikasi fungsifungsi atau urusan-urusan sekolah yang diperlukan untuk mencapai
sasaran tersebut.
Langkah ini harus dilakukan sebagai persiapan dalam
melakukan analisis SWOT. Fungsi-fungsi yang dimaksud, misalnya untuk meningkatkan pencapaian
ketuntasan kompetensi lulusan yang berstandar nasional adalah fungsi proses belajar
mengajar (PBM) berstandar nasional dan pendukung PBM, seperti: ketenagaan, kesiswaan,
kurikulum, perencanaan instruksional, sarana dan prasarana dengan standar internasional, serta
hubungan sekolah dan masyarakat.
Selain itu terdapat pula fungsi-fungsi yang tidak terkait
langsung dengan proses belajar mengajar, diantaranya pengelolaan keuangan dan
pengembangan iklim akademik sekolah. Apabila sekolah keliru dalam menetapkan fungsi-fungsi
tersebut atau fungsi tidak sesuai dengan sasarannya, maka dapat dipastikan hasil analisis
akan menyimpang dan tidak berguna untuk memecahkan
persoalan. Untuk itu, diperlukan kecermatan dan kehati-hatian dalam menentukan fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai
sasaran yang ditentukan. Agar lebih mudah, dalam identifikasi fungsi dibedakan
fungsi-fungsi pokok yang berbentuk proses, misalnya KBM, latihan, pertandingan, dan sebagainya serta
fungsi-fungsi yang berbentuk pendukung, yang berbentuk input misalnya ketenagaan,
sarana-prasarana, anggaran, dan sebagainya. Pada setiap fungsi ditentukan pula
faktor-faktornya, baik faktor yang tergolong internal maupun eksternal agar setiap fungsi memiliki
batasan yang jelas dan memudahkan saat melakukan
analisis.
Setelah fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai
sasaran telah diidentifikasi, maka langkah berikutnya adalah menentukan tingkat kesiapan
masing-masing fungsi beserta faktor-faktornya melalui analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, and Threat).
Harap diperhatikan bahwa dalam menentukan fungsi pada
sebuah sasaran agar selalu mencermati unsur-unsur yang lazim di dalam sistem
pembelajaran, seperti: PBM, kesiswaan, dana, guru, manajemen, media, buku, dll adalah dari
internal sekolah, sedangkan fungsi dari eksternal antara lain: dana, pendidik, fasilitas, dan lain
sebagainya. Contoh identifikasi fungsi atau urusan sekolah terkait dengan pencapaian tujuan satu
tahun dapat dilihat pada uraian berikut ini.
Contoh
Tujuan kesatu:
Menghasilkan RPP untuk kelas
7-9 semua mata pelajaran pada tahun 2012.
Komponen yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan
tersebut:
1. Internal:
a. Guru
b. Nara
sumber
c. Fasilitas
komputer
d. Tlima
e. Kepala
sekolah
f. Kurikulum
g. Dana
h. ATK
i. Tenaga
administrasi
j. Dan
sebagainya
2. Eksternal:
a. Dana
b. Komite
sekolah
c. Dinas pendidikan
d. Dan
sebagainya
Tujuan kedua:
Mempertahankan tradisi juara
dalam bidang olah raga renang pada tingkat kabupaten
tahun 2012
Komponen yang diperlukan untuk melaksanakan sasaran
tersebut:
1. Internal:
a. PBM/latihan
b. Guru/pelatih
c. Kolam
d. Air
e. Siswa
f. Pakaian
olah raga renang
g. Dana
h. Komite
sekolah
i. Orang
tua
j. Uji
coba
2. Eksternal:
a. Dana
b. Komite
sekolah
c. Dinas
pendidikan
d. Sarana
olah raga renang
LEMBAR KERJA 6
6. IDENTIFIKASI
FUNGSI-FUNGSI ATAU URUSAN-URUSAN SEKOLAH UNTUK DIKAJI TINGKAT
KESIAPANNYA
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
7. Melakukan Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali
tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran
yang telah ditetapkan. Oleh karena tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat
kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan
terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi tersebut, baik faktor internal maupun
eksternal.
Dalam melakukan analisis terhadap fungsi dan
faktor-faktornya, maka berlaku ketentuan berikut: Untuk tingkat kesiapan yang memadai, artinya,
minimal memenuhi kriteria kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran, dinyatakan sebagai
kekuatan bagi faktor internal atau peluang bagi faktor eksternal. Sedangkan
tingkat kesiapan yang kurang memadai, artinya, tidak memenuhi kriteria kesiapan minimal,
dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor internal atau ancaman bagi faktor eksternal. Untuk
menentukan kriteria kesiapan, diperlukan standar, kecermatan, kehati-hatian, pengetahuan, dan
pengalaman yang cukup agar dapat diperoleh ukuran kesiapan yang tepat.
Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan pada faktor
internal dan faktor eksternal yang memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, disebut persoalan.
Selama masih adanya fungsi yang tidak siap atau masih ada persoalan, maka sasaran
yang telah ditetapkan diduga tidak akan dapat tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran dapat
tercapai, perlu dilakukan tindakantindakan untuk mengubah fungsi tidak siap menjadi siap. Tindakan
yang dimaksud disebut langkah-langkah pemecahan
persoalan, yang
pada hakekatnya merupakan tindakan mengatasi kelemahan atau ancaman agar menjadi kekuatan
atau peluang.
Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor melalui analisis
SWOT, langkah selanjutnya adalah memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan,
yakni tindakan yang diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang
siap dan mengoptimalkan fungsi yang dinyatakan siap.
Oleh karena kondisi dan potensi sekolah berbeda-beda
antara satu dengan lainnya, maka alternatif langkah-langkah pemecahan persoalannya pun
dapat berbeda, disesuaikan dengan kesiapan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya di
sekolah tersebut. Dengan kata lain, sangat dimungkinkan suatu sekolah mempunyai langkah
pemecahan yang berbeda dengan sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama.
Oleh karena itu dalam analisis SWOT harus dilakukan pada tiap sasaran/tujuan. Contoh
format analisis SWOT sebagaimana terdapat pada tabel 2.
ANALISIS SWOT
Tujuan:
Meraih ketuntasan/kelulusan
sesuai dengan standar pencapaian ketuntasan
kompetensi/prestasi/kelulusan.
Komponen/Fungsi dan
Faktornya
Kriteria Kesiapan (Kondisi
Ideal) Kondisi Nyata
22
Tingkat
Kesiapan Faktor
Siap
Tidak
Siap
(1) (2) (3) (5) (5)
A. INTERNAL
1 Guru Kualifikasi 100% S1 Kualifikasi 100% S1 v
Sesuai bidang studi 100% Sesuai bidang
studi
100%
v
Pengalaman pelatihan KTSP
min.3 kali
Pengalaman
pelatihan KTSP min.1
kali
v
Pengalaman mengajar min. 5
thn
Pengalaman
mengajar min. 5 thn
v
Pengalaman pelatihan CTL min.
3 kali
Pengalaman
pelatihan CTL min.
1kali
v
Jumlah guru min. 10 orang
sesuai BS
Jumlah guru min. 7
orang sesuai BS
v
2 Fasilitas Komputer Komputer Pentium 5 Komputer
Pentium 5 v
Jumlah komputer 10 buah Jumlah komputer 5
buah
v
Jumlah printer 3 bh Jumlah printer 2
bh v
Jumlah CD 10 bh Jumlah CD 10 bh v
Dan seterusnya Dan seterusnya
B. EKSTERNAL
1 Komunikasi
dengan orangtua
Kehadiran dalam rapat min.
70% dari keseluruhan
undangan
Kehadiran dalam
rapat rata-rata 60%
dari keseluruhan
undangan
Tabel 2. Contoh Analisis SWOT
LEMBAR KERJA 7
7. ANALISIS
SWOT
Komponen/Fungsi
dan Faktornya
Kriteria Kesiapan (Kondisi
Ideal) Kondisi Nyata
Tingkat
Kesiapan
Faktor
23
Siap
Tidak
Siap
(1) (2) (3) (5) (5)
A. INTERNAL
B. EKSTERNAL
8. Merumuskan dan
Mengidentifikasi Alternatif Langkah-langkah Pemecahan Persoalan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk
sebuah tujuan/sasaran maka dapat diidentifikasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah pada hampir semua
fungsi yang diperkirakan menunjang ketercapaian tujuan tersebut.
Sebagai contoh, pada fungsi PBM
yang menjadi kelemahan adalah siswa kurang disiplin, guru
kurang mampu memberdayakan siswa dan umumnya tidak banyak variasi dalam memberikan
bahan pelajaran di kelas serta waktu yang digunakan kurang efektif. Sedangkan yang
menjadi ancaman adalah kurang siapnya siswa dalam menerima pelajaran, terutama pada pagi
dan siang hari menjelang pulang. Di samping itu, suasana lingkungan sekolah yang
kurang kondusif dan ramai karena berdekatan dengan pusat keramaian kota.
Selanjutnya untuk mengatasi kelemahan atau ancaman
tersebut, sekolah mencari alternatif langkah-langkah memecahkan persoalan. Dengan kata lain,
alternatif pemecahan masalah pada dasarnya merupakan cara mengatasi fungsi yang belum
memenuhi kesiapan.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Berdasarkan
hasil analisis SWOT, maka diidentifikasi komponen dan faktor yang “TIDAK
SIAP” terlebih dahulu untuk diatasi lebih dulu;
b. Setiap
komponen atau faktor yang tidak siap dicarikan alternatif-alternatif
pemecahannya,
dan dipilih yang paling ringan, tepat, dan
efisien/efektif.
Semisal dari hasil analisis di atas dapat ditabulasikan
komponen yang TIDAK SIAP
sebagaimana disusun dalam tabel 3 pada halaman berikutnya
ini.
Contoh
Tujuan ke-1: Sekolah mengembangkan silabus untuk kelas
7 semua mata pelajaran
Sasaran
Persoalan pada
komponen/faktor
Alternatif Pemecahan
Persoalan
1. Guru pengalaman
pelatihan
KBK kurang
(baru 1 kali)
mengadakan ws KBK
mengirimkan ws KBK
magang di sekolah lain
PTK
mengikutkan guru pada MGMP
Pengalaman
pelatihan CTL
kurang
(baru 1 kali)
mengadakan ws CTL
mengirimkan ws CTL
magang di sekolah lain
PTK
Mengikutkan guru ke MGMP
jumlah guru kurang
3
(B.Indo, B.Ingg
,Matematika)
mengusulkan ditambah PNS 3 guru dg 3 BS
mengangkat GTT 3 gr 3 BS
minta guru bantu kpd pemda
memberdayakan guru yang ada
2. Fasilitas
Komputer
Jumlah komputer kurang
5 buah
Mengadakan dengan cara membeli baru
Pinjam/kerjasama dengan pihak lain
Menyewa
Mengajukan bantuan kepada pemda/komite
sekolah
Jumlah printer
kurang 1
buah,
Mengadakan dengan cara membeli baru
Pinjam/kerjasama dengan pihak lain
Menyewa
Mengajukan bantuan kepada pemda/komite
sekolah
Dan
seterusnya
Tabel 3. Contoh Tabulasi
Alternatif Pemecahan Masalah
LEMBAR KERJA 8
8. RUMUSAN DAN IDENTIFIKASI
ALTERNATIF LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN
PERSOALAN
Sasaran
Persoalan pada
komponen/faktor
Alternatif Pemecahan
Persoalan
9. Menyusun Rencana Program
Berdasarkan pada beberapa alternatif pemecahan persoalan
yang dihasilkan dari analisis
SWOT tersebut, sekolah selanjutnya menyusun program sesuai
dengan kemampuan sekolah.
Sekolah yang sukses adalah sekolah yang mampu melaksanakan
alternatif pemecahan
masalah dengan inovatif maksimal dan biaya minimal. Dari
alternatif langkah-langkah
pemecahan persoalan yang ada, Kepala sekolah bersama-sama
dengan unsur Komite Sekolah,
menyusun dan merealisasikan rencana dan program-programnya
untuk mencapai sasaran
yang telah ditetapkan. Rencana yang dibuat harus
menjelaskan secara detail dan lugas
tentang aspek-aspek yang ingin dicapai, kegiatan yang
harus dilakukan, siapa yang harus
melaksanakan, kapan dan dimana dilaksanakan, dan berapa
biaya yang diperlukan. Hal itu
juga diperlukan untuk memudahkan sekolah dalam menjelaskan
dan memperoleh dukungan
dari pemerintah maupun orangtua peserta didik, baik secara
moral maupun finansial.
Contoh:
Untuk mencapai tujuan situasional pertama sekolah pada
tahun 2012 berupa Meraih
ketuntasan/kelulusan sesuai
dengan standar pencapaian ketuntasan
kompetensi/prestasi/kelulusan,
berdasarkan rangkaian analisis yang telah dilakukan
program yang akan
dilaksanakan adalah Pengayaan untuk mempersiapkan Siswa
menghadapi UAN. Rincian
program adalah sebagai berikut:
Aspek yang Dituju ………………..
Bentuk Kegiatan ………………..
Jadwal Pelaksanaan ………………..
Tempat Pelaksanaan ………………..
Biaya yang
Diperlukan
………………..
LEMBAR KERJA 9
9. RENCANA PROGRAM
Aspek yang Dituju
Bentuk Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan
Biaya yang Diperlukan
10. Menentukan Tonggak-tonggak
Kunci Keberhasilan/Output Apa dan Kapan Dicapai
(milestone)
Berdasarkan pada tujuan atau sasaran satu tahunan dan
program di atas, maka selanjutnya
dapat dirumuskan tentang apa-apa saja yang akan dihasilkan
(sebagai output), baik yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan dalam waktu
kapan akan dicapai dalam waktu
satu tahun. Dasar tujuan satu tahun bisa berbasis standar
nasional pendidikan, atau lebih
spesifik lagi misal terkait dengan rintisan sekolah
berstandar internasional. Misalnya dari
program pencapaian standar internasional aspek sarana dan
prasarana pendidikan, bentuk
hasil yang akan dicapai sarana pendidikan apa saja dalam
jangka satu tahun bisa terwujud.
Semisal dalam empat tahun akan mencapai standar nasional,
sarana pendidikan 100%,
maka pada tahun pertama ini akan dicapai 25%-nya. Demikian
pula untuk hasil-hasil yang
akan dicapai dari program-program lainnya. Contoh format
penyusunan tonggak kunci
keberhasilan/output sebagaimana tergambar pada tabel 4
berikut ini.
Contoh
ASPEK-ASPEK DARI PROGRAM
OPERASIONAL (TAHUNAN)
TONGGAK-TONGGAK KUNCI
KEBERHASILAN
1. Menghasilkan pemetaan standar
kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, dan aspek untuk
kelas 7-9
semua mata pelajaran pada
tahun
2012.
a. peningkatan
kemampuan guru
dalam implementasi KTSP
Terealisasinya peningkatan kemampuan guru
dalam kompetensi KTSP pada akhir tahun
ajaran 2012/2013
b. Melaksanakan
workshop
pembuatan silabus dan sistem
penilaian
Terealisasinya workshop pembuatan silabus
dan sistem penilaian pada akhir tahun ajaran
2012/2013.
c. Melaksanakan
Uji coba dan
validasi Silabus
Terealisasinya uji coba dan validasi silabus
pada akhir tahun ajaran 2012/2013.
2. Pencapaian
75% kecukupan
sarana/prasarana sesuai dengan
standar nasional pendidikan
a. Terpenuhinya
komputer yang
layak untuk pembelajaran di
laboratorium komputer
Pada akhir tahun ajaran 2012/2013 75%
komputer sudah terhubung dengan jaringan
internet sesuai dengan standar nasional
pendidikan
Tabel 4. Contoh Format
Penentuan Tonggak Keberhasilan
LEMBAR KERJA 10
10. TONGGAK-TONGGAK KUNCI
KEBERHASILAN/OUTPUT APA DAN KAPAN DICAPAI
(MILESTONE)
ASPEK-ASPEK DARI PROGRAM
OPERASIONAL (TAHUNAN)
TONGGAK-TONGGAK KUNCI
KEBERHASILAN
11. Menyusun Rencana Biaya (Besar
Dana, Alokasi, Sumber Dana)
Selanjutnya sekolah merencanakan alokasi anggaran biaya
untuk kepentingan satu tahun.
Dalam membuat rencana anggaran ini dari setiap besarnya
alokasi dana harus dimasukkan
asal semua sumber dana, misalnya dana dari rutin atau daerah
(provinsi dan
kabupaten/kota), dari pusat, dari komite sekolah, atau
dari sumber dana lainnya.
Penyusunan rencana anggaran ini dituangkan ke dalam
Rencana Anggaran dan Belanja
Sekolah (RAPBS). Dalam penyusunannya harus memperhatikan
ketentuan-ketentuan dari
masing-masing penyandang dana. Sangat dimungkinkan suatu
program dibiayai dengan
subsidi silang dari berbagai pos atau sumber dana.
Program-program yang memerlukan
bantuan dari pusat harus dialokasikan sumber dana dari
pusat dengan sharing dari sekolah
dan komite sekolah atau bahkan daerah. Pada era otonomi
daerah ini, maka sekolah dan
daerah memiliki kewajiban yang lebih besar dalam hal
pemenuhan unit cost pendidikan
anak/siswa. Dalam penyusunan anggaran di RAPBS, maka
setiap program atau kegiatan
harus nampak jelas, terukur, dan rinci untuk memudahkan
dalam menentukan besarnya
dana yang diperlukan.
Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah (RAPBS)
menjadi salah satu bagian
Rencana Pengembangan Sekolah yang cukup penting dan
strategis dalam pengembangan
sekolah. RAPBS menjadi salah satu indikator utama pengembangan sekolah di masa-masa
yang akan datang. Besar kecilnya RAPBS sangat ditentukan
oleh kepiawaian kepala sekolah
dalam mengelola sekolah, di samping juga kemampuan kepala sekolah dalam menggali
dana, di luar dana dari pemerintah. Selanjutnya RAPBS
disusun dengan tujuan untuk: (1)
memberikan arah yang jelas program sekolah dalam kurun
waktu tertentu (misalnya 4
tahunan); (2) memprediksi kegiatan-kegiatan sekolah di
masa yang akan datang; (3)
menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi
pendanaan pada kegiatan-kegiatan
sekolah; (4) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan; (5) mengoptimalkan
partisipasi warga sekolah dan
masyarakat dalam hal dukungan finansial ; dan (6) menjamin
tercapainya penggunaan
sumber dana secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan. Contoh format
sebagaimana terdapat pada tabel 4.
RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA SEKOLAH (RAPBS)
TAHUN PELAJARAN : ................................……….......
SD : ......................................……….
NO.
RENCANA
PENDAPATAN/PENERIM
AAN
JUMLAH NO.
RENCANA PENGELUARAN/
BELANJA
JUMLAH
1 2 3 4 5 6
1 Rutin …….. 1 Rutin
1. ……………………… ………
2.
.................................... ………
2 Komite Sekolah …….. 2 Komite Sekolah
1. ……………………… ………
2.
.................................... ………
3 Sisa (Saldo) Tahun Lalu …….. 3 Sisa (Saldo) Tahun Lalu
1. ……………………… ………
2. .................................... ………
4 Lainnya……….. ……….. 4 Lainnya : ……..
1. ……………………… ………
Jumlah ………….. Jumlah ………
.................., .................... 20......
Mengetahui
Komite Sekolah Kepala Sekolah
a.n Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/kota
Kasubdin Yang Menangani SD
(..............................)
(.........................) (.............................)
Tabel 5. Contoh Format RAPBS
1
Atau seperti yang terdapat pada tabel 6 berikut.
RENCANA
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (RAPBS)
SMP
TAHUN AJARAN ...............................................................
RAPBS
TAHUN KE
.................................
Program Dan Kegiatan
Spesifikasi,
Satuan,
Vol,Jmlh, Unit,
Or/Bln, Dll
Sumber Dana Dan
Alokasi Anggaran
33
Jumlah
(Rupiah)
Rutin
BOS
Komite
Sekolah
SSN
........
Sumber
Dana
Lainnya
I.
PENINGKATAN
PEMERATAAN
A. Sasaran ke-1:
...........................
1. Program 1:
...............................
a. Kegiatan 1:
1)
..............................................
2)
.............................................
3) Dst
B. Sasaran
ke-2:............Dst
1. Program 1:
...............................
a. Kegiatan 1:
1)
..............................................
2)
.............................................
3) Dst
II.
PENINGKATAN KUALITAS
PENDIDIKAN
A. Sasaran ke-1:
...........................
1. Program 1:
...............................
a. Kegiatan 1:
1)
..............................................
2)
.............................................
3) Dst
B. Sasaran
ke-2:............Dst
1. Program 1:
...............................
a. Kegiatan 1:
1)
..............................................
2)
.............................................
3) Dst
JUMLAH
(RUPIAH)
.................... 20........
Mengetahui/Menyetujui
Komite Sekolah Kepala Sekolah
Kepala Dinas
Pendidikan
Kab/kota
(..............................)
(..............................) (..............................)
Tabel 6. Contoh Format RAPBS
2
12. Menyusun Rencana Pelaksanaan
Program
Perumusan atau penyusunan rencana pelaksanaan program ini
lebih mengarah kepada kiat,
cara, teknik, dan atau strategi yang jitu, efisien,
efektif, dan feasibel untuk dilaksanakan.
Cara di sini harus disesuaikan dengan tujuan yang akan
dicapai pada program tersebut.
Beberapa cara yang bisa ditempuh misalnya dengan pelatihan
atau workshop, seminar,
lokakarya, temu alumni, kunjungan, in house training,
matrikulasi, remedial, pengayaan,
pendampingan, bimbingan teknis rutin, dan lainnya. Dalam
perencanaan pelaksanaan harus
mempertimbangkan alokasi waktu, ketersediaan dana, SDM,
fasilitas, dan sebagainya.
Contoh
1. Tujuan
1: Pengembangan SDM
Program 1 : Pelatihan
Penggunaan Multi Media Dalam Pembelajaran
Rincian Kegiatan :
1. Persiapan pelaksanaan
2. Pencarian nara sumber
3. Pemberitahuan pada peserta
4. Pelaksanaan pelatihan
5. Monev
Program 2 : Pelatihan
Pembelajaran dengan Model Lesson Study
Rincian Kegiatan :
1. Persiapan
pelaksanaan
2. Pencarian
nara sumber
3. Pemberitahuan
pada peserta
4. Pelaksanaan
pelatihan
5. Monev
2. Tujuan 2: Pengembangan KTSP
Program 1. Revitalisasi MGMP
tingkat sekolah
Kegiatan 1 : Pembuatan
Silabus Semua Mapel
Rincian Kegiatan:
1. Persiapan
2. Pendataan Peserta
3. Pencarian buku sumber
4. Pelaksanaan kegiatan MGMP/ Pembuatan Silabus
5. Pengetikan Hasil
6. Dokumentasi hasil
7. Monev
Kegiatan 2 : Pembuatan RPP
Semua Mapel
Rincian Kegiatan:
1. Persiapan
2. Pendataan Peserta
3. Pencarian buku sumber
4. Pelaksanaan kegiatan MGMP/ Pembuatan RPP
5. Pengetikan Hasil
6. Dokumentasi hasil
7. Monev
C. Tujuan 3: Pengembangan PBM
Program 1. Peningkatan Nilai
Rata-rata UAN dari 6,48 menjadi 6,75
Kegiatan 1 : Tambahan jam
pelajaran Mapel UAN Kelas 9
Rincian Kegiatan :
1. Persiapan
2. Pendataan peserta
3. Penentuan guru pengampu
4. Pengumpulan sumber ajar
5. Pelaksanaan kegiatan
6. Monev
Kegiatan 2 : Uji Coba Ujian
Nasional (Try Out)
Rincian Kegiatan :
1. Persiapan
2. Pendataan peserta
3. Penentuan pembuat soal
4. Pembuatan soal
5. Pelaksanaan kegiatan
6. Pengoreksian hasil
7. Analisis peringkat hasil
8. Monev
LEMBAR KERJA 11
12. MENYUSUN RENCANA
PELAKSANAAN PROGRAM
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
13. Menyusun Rencana Pemantauan
dan Evaluasi
Perumusan di sini pada dasarnya sama dan mengacu kepada
RKS khususnya tentang
rencana supervisi klinis, monitoring, dan evaluasi di
sekolah. Sekolah merumuskan tentang
rencana supervisi, monitoring internal, dan evaluasi
internal sekolahnya oleh kepala sekolah
dan tim yang dibentuk sekolah. Harus dirumuskan rencana
supervisi yang akan dilakukan
sekolah ke semua unsur sekolah, dirumuskan monitoring tiap
kegiatan sekolah oleh tim, dan
harus dirumuskan evaluasi kinerja sekolah oleh tim. Oleh
siapa dan kapan dilaksanakan
harus dirumuskan secara jelas selama kurun waktu satu
tahun. Dengan demikian, sekolah
dapat memperbaiki kelemahan proses dan dapat mengetahui
keberhasilan atau kegagalan
tujuan dalam kurun waktu satu tahun tersebut. Pada
akhirnya sekolah akan mengetahui
program apa yang dapat dicapai dan kapan suatu target
standar internasional akan dicapai
dengan pasti. Tanpa adanya langkah ini sekolah akan
cenderung berjalan tanpa ada
kejelasan dan kepastian. Lebih daripada itu, sekolah akan
memiliki daya tawar dengan pihak
lain ketika berkepentingan untuk meningkatkan kemajuan
sekolah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam monitoring dan
evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Supervisi
dilakukan untuk mengetahui dan mengatasi masalah2 proses pelaksanaan
semua program dan kegiatan sekolah;
2. Supervisi
juga termasuk masalah gurunya, administrasi, sarana, KBM, dll
3. Monev
dilakukan pada akhir program untuk mengetahui ketercapaian tujuan/sasaran,
untuk perbaikan/masukan sasaran tahun berikutnya
4. Lebih
baik tiap sasaran ada evaluasi
5. Instrumen,
kisi, pedoman penilaian monev bisa dikembangkan sendiri atau mengacu
pada instrumen lain yang relevan;
6. Kegiatan
supervisi dan monev dilakukan oleh intern sekolah;
7. Rincian
kegiatan MONEV antara lain:
a. Persiapan
b. Pengembangan
perangkat instrumen
c. Pelaksanaan
(pengambilan data dan analisis data, pemecahan masalah)
d. Pelaporan
LEMBAR KERJA 12
13. RENCANA PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
14. Membuat Jadwal Pelaksanaan
Program
Apabila program-program telah disusun dengan baik dan
pasti, selanjutnya sekolah
merencanakan alokasi waktu per mingguan atau bulanan atau
triwulanan dan seterusnya
sesuai dengan karakteristik program yang bersangkutan.
Fungsi utama dengan adanya
penjadwalan ini untuk pegangan bagi para pelaksana program
dan sekaligus mengontrol
pelaksanaan tersebut.
15. Menentukan Penanggungjawab
Program/Kegiatan
Sekolah akhirnya harus menentukan siapa penanggungjawab
suatu kegiatan/ program,
kelompok program dan atau keseluruhan program. Dengan SK
Kepala Sekolah, tiap orang
atau kelompok orang dapat menjadi penanggung jawab atau
anggota pelaksana
program/kegiatan. Pertimbangan utamanya adalah
profesionalitas, kesesuaian,
kewenangan, kemampuan, kesediaan, dan kesempatan yang ada.
Asas proporsionalitas bisa
dipertimbangkan kemudian. Keterlibatan pihak luar, seperti
komite sekolah, tokoh
masyarakat, dan sebagainya dapat dilibatkan sesuai dengan
kepentingannya. Pada
prinsipnya RKAS ini harus diketahui, disetujui, dan
disahkan oleh berbagai pihak terkait
(Sekolah, Komite Sekolah, Dinas Pendidikan Daerah Provinsi
dan Kabupaten/Kota).
Penutup
Secara keseluruhan program yang direncanakan dalam RKAS
tidak boleh terlepas dari
Standar Nasional Pendidikan yang menuntut delapan elemen,
yaitu kompetensi lulusan, isi
(kurikulum), proses, pendidik dan tenaga kependidikan,
pengelolaan, prasarana dan sarana,
pembiayaan, dan penilaian.
No
Strategi
Program Dan Hasil Yang
Diharapkan
Isi
(Kurikulum)
Proses
Kelulusan
Pendidik & Tnaga
Kependidikan
Prasarana dan
Sarana
Pengelolaan
Pembiayaan
Penilaian
Lainnya
1 Mengimplementa
sikan MBS
• • • • • • • •
2 Mengembangkan
Inovasi
Pembelajaran
• • • • • •
3 Menciptakan
Komunitas
Belajar
• • • • • •
5 Mengembangkan
Profesionalitas
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
• • • • • •
5 Menggalang
Partisipasi
Masyarakat
• • • • • • •
Tabel 7. Contoh kerangka
kerja/program dan target yang
diinginkan dengan berbagai strategi
pelaksanaannya.
Desentralisasi pendidikan membuka peluang terciptanya
kreativitas dan inovasi di bidang
manajemen pendidikan yang dimanifestasikan dalam kebijakan
satuan pendidikan dalam
merumuskan kegiatanya. Di tengah berbagai keterbatasan
yang masih ada, janganlah membuat
kegiatan sekolah menjadi sekedar rutinitas monoton, datar,
dan berjalan di tempat. Melalui
konsultasi dan diskusi dengan pihak dinas pendidikan
terkait, berbagi pengalaman dengan
pengelola sekolah lain, dan memberdayakan para pemangku
kepentingan internal maupun
eksternal, kiranya dapat memunculkan ide-ide segar yang
feasibel dan rasional bagi kegiatan
sekolah.
DAFTAR REFERENSI
Fatah, N. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
dan Dewan Sekolah. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy
Kast, F.E dan Rosenzweig, J.E. (2007). Organisasi dan
Manajemen 2. (diterjemahkan A.Hasyim
Ali). Jakarta: Bumi Aksara.
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan
Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Pertama. (2006). Panduan Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah
(RPS) Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Terry, G. R dan Rue, L.W. (2005). Dasar-Dasar Manajemen.
Jakarta: Bumi Aksara.