Matematika berusia setua peradaban manusia. Perkembangan ilmu matematika berasal dari (1) kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat dan (2) keingintahuan akal pikiran manusia. Perkembangan paling awal dalam matematika bangkit dari kebutuhan masyarakat sehari-hari. Di mana matematika dimulai? Bagaimana berevolusi? Bab ini membahas kontribusi awal untuk matematika dari seluruh dunia dan menyoroti perkembangan ide-ide matematika dari waktu ke waktu.
Matematika dalam Sejarah
Banyak orang berpikir bahwa matematika modern dikembangkan di Eropa Barat misalnya, matematika Yunani Kuno atau kemudian disusul dengan penemuan Kalkulus. Meskipun kontribusi orang Eropa cukup signifikan, perkembangan terjadi melalui banyak budaya, khususnya dari Cina, India, Amerika pra Kolombus, dan Negara-Negara Arab, memainkan peran penting dalam perkembangan ilmu matematika. Sampai saat ini, kontribusi dari luar Eropa untuk perkembangan matematika banyak diabaikan oleh para sejarawan matematika dan benar-benar absen dari kurikulum matematika. Ketika kita mengajar anak-anak bahwa matematika telah digunakan hampir setiap masyarakat dan bahwa penemuan penting matematika berasal dari seluruh dunia, mereka akan belajar untuk menghargai kontribusi budaya yang beragam dalam berpikir matematis.
Ilmu matematika yang pertama adalah kajian tentang angka (gambar 1.5). karena Sungai Nil banjir setiap tahun, orang Mesir kuno harus belajar tentang pengamatan untuk membangun kembali batas-batas tanah. Mereka perlu belajar geometri dan pengukuran untuk membangun makam untuk fir’aun mereka yang mati. Bangsa Babilonia mengembangkan sistem angka karena mereka harus memberikan jumlah tertentu dari minyak atau ternak setiap bulan, sebagai pajak untuk penguasa mereka. Lebih dari 3000 tahun lalu, bangsa Mesir mengembangkan sistem angka simbolik yang didasarkan pada pangkat 10. Pada awal 3500 SM mereka memperluas sistem angka untuk menyertakan ratusan dari ribuan dan jutaan. Mereka juga mengembangkan pendekatan akurat dari nilai pi, yang merupakan konstanta dengan nilai sekitar 3,14 dan merupakan rasio keliling lingkaran dengan diameternya. Pada sekitar waktu yang sama, bangsa Babilonia juga mengembangkan sistem angka, tabel perkalian untuk kuadrat dan akar kuadrat, dan sebuah pendekatan nilai pi.
Sistem Penghitungan Kuno
a. Tulang Ishango ditemukan di Zaire dan tertanggal antara 25.000 dan 18.000 SM. Beberapa peneliti membercayainya seagai sistem penghitungan kuno, dimana yang lainnya mempercayainya sebagai pola yang menunjukkan kalender bulan
b. Dari banyak versi abakus yang dikembangkan pada zaman kuno, satu yang paling terkenal adalah abakus Cina yang masih digunakan di banyak tempat di dunia sebagai alat penghitungan aritmatik dan bisa menjadi lebih cepat daripada kalkulator. Abakus digunakan di kelas SD modern sebagai model place value untuk bilangan asli dan desimal.
c. Sistem angka Mesir pada masa lalu merupakan sistem penghitungan yang canggih. Penulis yang terlatih menggunakannya untuk menyeleseikan permasalahan yang berhubungan dengan pajak, pengukuran, dan astronomi.